Minggu, 11 November 2012

coretanku-2




Apakah ini konsekuensi mencintai mu??
 sebuah luka yang terus menganga,
tanpa bisa terobati

maaf aku tak sanggup lagi,,


selamanya:
 "Aku hanya bisa mencintai mu dengan cara ku...,
Matahari(jlx)q"



coretanku-1




Ada takut ketika massa itu datang
Akan noda dibalik sang bintang

Pancaran sinar memilukan batin
Semua keniscayaan, tersembunyi dalam intan berkilau

Andai alur adalah sebuah badut
Ingin ku menertawakannya
Lepas.... bebas.....

Namun, senyatanya alur terus mengalir,
Begitu pula dengan detik ku dan detiknya


_Solo, 081112_

Jumat, 09 November 2012

Resensi novel Manusia Langit


Manusia Langit
J.A Sonjaya


Novel “Manusia Langit”, karangan Sonjaya ini berbicara mengenai suku pedalaman di Kepulauan Nias (suku Banuaha), namun dibungkus dengan cerita kehidupan manusia.  Mulai dari perdebatan ego, harga diri hingga kisah romantika yang cukup menarik.
Alur cerita mudah dipahami. Tutur bahasa yang digunakan pun sederhana, namun penuh makna. Pengarang dengan pengalamannya sebagai dosen yang telah banyak turun ke lapangan langsung memiliki karakter tersendiri dalam penulisannya. Ia menggabungkan antara fiksi dan realitas yang ditemukannya.

Ketika membaca novel ini, saya sangat terkejut dengan realitas apa yang dihadirkan oleh pengarang, khususnya adat suku Banuaha. Suku yang menetap jauh dari pusat kota, membangun kehidupannya sendiri dengan adat yang dijunjung penuh. Bagaimana sebuah harga diri karena ‘tuntutan’ adat menjadi begitu mahal. Tak ayal pengarang mencoba menganalogikan kondisi tersebut dengan kondisi yang sering ia terima di kota, sebuah status sosial harus dicari dengan pengorbanan ekonomi yang tidak sedikit.

Sebuah aturan adat yang tidak tertulis mengatur kehidupan suku Banuaha dengan sangat ketat, namun sangat dipatuhi dan dihormati. Berbeda dengan (lagi-lagi pengarang membandingkan dengan realitas)  kota yang banyak sekali aturan tertulis namun berakhir dengan pelanggaran oleh ‘kaumnya’.
“Aturan dibuat untuk dilanggar,” batin saya tersenyum miris

Belum lagi, mahalnya sosok perempuan di Banuaha. Saya tak bisa bayangkan berapa total ‘harga’ seorang perempuan, yang dihitung mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hal tersebut menjadikan kesulitan bagi pria Banuaha yang ingin meminangnya.
Ironisnya setelah perhelatan pesta yang besar serta ‘pembelian’ perempuan –dengan nilai adat dan ekonomi yang cukup besar- pada suku Banuaha, perempuan seakan hanya dipakai untuk urusan domestic. Mulai dari memasak, memberi makan hewan peliharaan (umumnya babi), meladang hingga urusan melayani ‘kewajiban’ seorang istri. Semua dilakukan perempuan diterima tanpa sedikitpun mengeluh. Dari mulai fajar menyongsong hingga kembali keperaduannya, perempuan di Banuaha bekerja dengan seluruh tenaga dan pikirannya.

Terlepas dari itu semua, sebuah kisah romantic membumbui keseluruhan cerita, tanpa harus penuh menghadirkan sosok wanita yang dicintai tokoh utama. Namun karena kekasih hatinya pula, sang tokoh belajar mengenai kehidupan ini. Tokoh utama belajar menerima sebuah kehidupan melalui kisah perjalanan hidupnya, melalui pertemuan dengan kekasih, melalui pemaknaan hidup yang penuh bijak dari sosok yang sangat bijak dan ia hormati.

----------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah kehidupan akan dimaknai, ketika kita sudah melalui proses panjang…
kehidupan kita akan dipahami dan sadari, ketika kita bisa bercermin pada kehidupan lainnya…
 
-Solo, 101112-

 ----------------------------------------------------------------------------------------------
 ----------------------------------------------------------------------------------------------

Kutipan novel Manusia Langit :


“Kian dalam aku berpikir kian dalam aku menyadari bahwa aku ternyata tidak hidup sendiri. Aku telah terikat pada jarring, baik yang dipintal orang lain maupun yang dipintal sendiri. ‘Akankah aku membiarkan diri terikat dan terantung pada jarring itu terus?”

“… banyak sekali alasan dibalik tindakan seseorang, dan alasan itu tidak selalu gampang kita pahami karena manusia dikendalikan oleh aturan yang sangat rumit.”

“… itulah hidup. Seringkali kita berusaha menjunjung harga diri setinggi-tingginya meski dalam beberapa hal harga diri membelenggu kita, membuat kita tidak bebas.”

“Ya, semua yang ada didunia ini tak ada yang kekal, pasti berubah.”

Negosiasi merupakan proses interaksi dimana setiap orang berusaha menegaskan, mengubah, mempertentangkan atau mendukung citra diri yang diinginkan.
Inilah uniknya identitas.Ia dipaksa untuk tampak agar orang-oran didalamnya bisa dibedakan dengan orang lain.

“Ternyata beda melihat dunia kita dengan mata lelah dan mata jernih”.
“”Ternyata beda melihat kenyataan di hadapan kita dengan perasaan marah dan cinta kasih”.

Minggu, 04 November 2012

Menyerah - Bertahan

Menyerah namun Bertahan

Menyerah,,
apakah menyerah itu?
sikap pasrah? ikhlas ? ataukah lelah?
apakah menyerah sama dengan mengalah?
yang berarti mengalah itu kalah?

lalu apakah bertahan itu?
apakah bertahan berarti mempertahankan?
ataukah bertahan yakni meyakini dan tetap pada pilihannya?

entah apa sesungguhnya definisi kedua kalimat itu,,

sedang ku rasakan rasa lelah yang teramat sangat,,
ingin rasanya menyerah dari semua yang tengah ku hadapi,
hati ku terutama,,
aq sangat lelah tuk menghadapi semuanya seorang diri,

berulang kali aq katakan menyerah,,
tetapi berulangkali pula sikap ku bertahan atas sebuah asa dan harap (yang mungkin q ciptakan sendiri)
semakin besar harap ku atas hati ini dan hati mu,,
semakin lelah ku bertahan,,

aq menyerah,,
maafkan aq
sungguh kali ini aq menyerah...


Kamis, 20 September 2012

Bilangan Fu


Bilangan Fu 

Ayu Utami -

  • Di atas permukaan aku adalah pemenang, aku pemegang kendali, dan aku boleh tertawa.
    Di bawah permukaan, bahasa ku mengandung kesedihan, rasa lemah, dan dikhianati. Bahasa ku penuh keraguan.
    Di bawah permukaan aku menyimpan banyak rasa malu-malu, sesuatu yang begitu rentan dan intim, yang coba ku simpan hanya bagi diri ku sendiri.
  • Tenggelam aku dalam sebuah massa cair abad kegelapan. Aku harus mengayuh diriku ke atas permukaan, dimana matahari terang benderang. Dibawah sana kedalaman teramat gelap. Kedamaiannya terlampau, hingga mengerikan.
    Ketenangannya adalah kekuasaan tanpa batas, yang akan menekan dan mencekik engkau sekehendaknya.
    Kesunyiannya menyimpan tangan-tangan takhayul, yang merenggut diriku semakin ke dasar.
    Ke tempat dimana gelap laut bersatu dengan bukit-bukit gurun pasir.
  • Lihatlah, bulan telah menghilang dan hujan mulai turun.
    Butiran Kristal itu akhirnya pecah pada genting dan meluncur menjadi ulir-ulir air.
    Malam ini sesungguhnya lapis-lapis hujan pun menyembunyikan sesuatu, bagai laut menyembunyikan bangkai.


  • Bilangan Hu adalah tanda tentang sesuatu yang ketetapannya adalah gerak. Ia mengambil sesuatu yang berpusar. Hu adalah bilangan sunyi. Hu adalah di mana satu dan nol menjadi padu. Sebab ia bukan bilangan matematis, melainkan metaforis. Dia bukan bilangan rasinonal, melainkan spiritual.
  • Ia terbiasa memendam kesedihan dan kemarahannya ke dasar jiwa.
    Rasa sakit, takut dan marah memiliki saluran ke alam bawah sadar untuk menjadi gelap dan tak bisa ia kenali lagi

  • ... bahwa pada suatu titik, manusia memang ingin menemukan apa yang ada di belakang. Sebuah kesederhanaan.
    Betapa aneh dan menyedihkan bahwa ada kesederhanaan yang tak bisa diulang.
    Ketika kesederhanaan tak bisa lagi diulang, itu berarti kesederhanaan tidak laku lagi. Zaman telah berubah.
  • Agama memang tidak perlu bagi orang yang kuat, yang tahan terhadap kegelapan tanpa harapan. Tetapi tidak semua orang tercipta atau tumbuh kuat. Kebanyakan manusia butuh harapan… bahkan hidup dari harapan.
  • Begitu banyak misteri di bumi ini. Ada pengetahuan yang melayang-layang di udara. Seperti atom dan molekul gas. Kadang kau bisa menangkapnya, atau ia menghinggapi engkau. Ada kalanya ia menyusup dan membentuk ikatan baru denganmu.
    Dan, sekalipun engkau terbukakan pada misteri itu tak ada yang lebih berharga daripada kebaikan di muka bumi hari ini. Sebab diantara ketiga hal ini – iman, pengharapan, dan kasih – yang paling besar diantaranya adalah kasih. Sebab dua yang pertama adalah kala depan, dan yang terakhir adalah kala sekarang.
    Diantara kebaikan dan misteri tentang kebenaran, maka yang lebih penting adalah kebaikan.
  • Misteri adalah rahasia, yang jawabannya selalu tertunda. Misteri adalah dia yang jawabannya takkan pernah terpegang. Yang menempatkan kau dalam suasana kepedihan dan harapan sekaligus.
     
     
  • Bilangan Fu. Jika satu dibagi dia, hasilnya sama dengan jika satu dikali dia, yaitu satu – dan dia bukan satu. Dia adalah yang memiliki property nol dan satu sekaligus.

·          (1 : @ = 1 x @; dan @ tidak sama dengan 1.  @ adalah fu)

Minggu, 16 September 2012

sekilas Novel Perahu Kertas

...
Ubud, Mei 2003... 


“Poyan…..”
“Ada apa De?” 
“Bagaimana kita bisa tahu kapan waktunya harus menyerah dan kapan waktunya harus bertahan?”

Mendengar pernyataan Ludhe Pak Wayan berbalik. “Poyan juga tidak pernah tahu,” jawabnya lugas. 
 “Dulu, Poyan memutuskan untuk menyerah. Membiarkan meme2-nya Keenan memilih orang lain.

Kapan Poyan merasa itulah keputusan yang tepat?”

“De, sejujurnya, apakah itu menyerah, atau justru bertahan…. Poyan tidak pernah tahu. Bahkan sampai hari ini. Apakah ini menyerah namanya?. Barangkali betul begitu. Tapi dalam apa yang disebut menyerah, Poyan terus bertahan. Poyan tidak tahu. Tapi hidup yang tahu.”

“Poyan… jangan marah kalau saya ngomong begini, tapi…. saya tidak mau seperti Poyan. Atau seperti meme-nya Keenan. Sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, saya masih terus-terus memikirkan orang yang sama. Bingung di antara penyesalan dan penerimaan”.

Wayan terdiam mendengar luncuran kalimat dari mulut keponakannya. Ia seperti dicekoki segenggam pil pahit sekaligus. Getir, pedih, tapi ia merasakan kebenaran dalam kata-kata Ludhe. “Kamu benar, jangan seperti Poyan,” ujarnya Lirih.

“Tapi, bagaimana saya bisa memutuskan itu?” ratap Ludhe

“De, Poyan percaya hidup ini sudah diatur. Kita tinggal melangkah, sebingung atau sesakit apapun, semua sudah disiapkan bagi kita. Kamu tinggal merasakan saja,” Wayan berkata lembut, “rasakan saja De. Kamu pasti tahu jawabannya. Begitu juga dengan dia. Tidak ada yang bisa memaksakan, apakah Keenan untuk kamu….atau untuk orang lain.”
“Pada akhirnya tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji atau kesetiaan. Tidak ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.”
Ludhe menunduk. Menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Ia memahami apa yang dikatakan pamannya. Yang belum ia pahami adalah mengapa harus sesakit ini rasanya? 

 ----------------------------------------------------------- 

1. Poyan = paman dalam bahasa Bali 
2. meme = ibu (ditulis ulang dari Novel Perahu Kertas_Dee : 390-391) 

Diatas adalah satu dari beberapa bagian yang ku suka pada novel ini… Kuereeeen abiiiz deh… ^_^ 
Berikut resensinya: 

Cinta : Ya. Novel ini berkisah tentang cinta yang dipendam oleh Kugy dan Keenan. Keduanya teman satu kampus di Bandung. Bagai langit dan sumur. Begitu kata Dee untuk menggambarkan keduanya. Mereka saling mengangumi satu sama lain. Namun, keduanya sama-sama tak mampu untuk mengungkapkannya. Dan, keadaanpun rupanya tak memungkinkan. 

Impian : Kugy, adalah cewek berantakan yang ngebet pingin jadi juru dongeng. Sementara Keenan sangait bercita-cita menjadi seorang seniman, seorang pelukis. Impian tak mulus. Kugy harus melewati hidup dengan realistis menjadi seorang copy writer, sementara Keenan malah harus berbalik arah cukup dratis, bekerja mengurusi perusahaan trading milik ayahnya. Namun, mereka selalu yakin dengan mimpinya. Tak ada yang lebih indah selain keduanya saling mendukung. Dan, begitulah Dee meramu ceritanya dengan apik di dalamnya. Seolah berkata “Jangan Takut Bermimpi” Kejujuran : Inilah akhir cerita yang mengharu biru. Keduanya (Kugy dan Keenan) sempat berpisah sekian lama. Kugy, sudah punya kekasih bernama Remi, bos di kantornya. Sementara, Keenan juga sudah punya kekasih gadis Bali, Luhde namanya. Cerita begitu rumit. Namun, akhirnya Remi sadar bahwa hati Kugy hanya untuk Keenan, sementara Luhde juga sama, walau rasa cinta itu ada, hati Keenan hanya untuk Kugy. Ini kejujuran pertama. Kejujuran kedua, ketika Kugy dan Keenan jujur membuka hati, melepas ego masing-masing,jujur keduanya saling mencintai.

Jumat, 24 Februari 2012

Jejak Hujan

Ia memang hanya sebuah jejak yang tercipta kala hujan. Tapi tolong, jangan biarkan kemarau panjang melenyapkannya hingga tak berbekas. Setidaknya, biarkan embun tetap membasahinya agar ia tetap bisa menjejakkan semuanya, dalam palung batin terdalam...
(250212)