Kamis, 20 September 2012

Bilangan Fu


Bilangan Fu 

Ayu Utami -

  • Di atas permukaan aku adalah pemenang, aku pemegang kendali, dan aku boleh tertawa.
    Di bawah permukaan, bahasa ku mengandung kesedihan, rasa lemah, dan dikhianati. Bahasa ku penuh keraguan.
    Di bawah permukaan aku menyimpan banyak rasa malu-malu, sesuatu yang begitu rentan dan intim, yang coba ku simpan hanya bagi diri ku sendiri.
  • Tenggelam aku dalam sebuah massa cair abad kegelapan. Aku harus mengayuh diriku ke atas permukaan, dimana matahari terang benderang. Dibawah sana kedalaman teramat gelap. Kedamaiannya terlampau, hingga mengerikan.
    Ketenangannya adalah kekuasaan tanpa batas, yang akan menekan dan mencekik engkau sekehendaknya.
    Kesunyiannya menyimpan tangan-tangan takhayul, yang merenggut diriku semakin ke dasar.
    Ke tempat dimana gelap laut bersatu dengan bukit-bukit gurun pasir.
  • Lihatlah, bulan telah menghilang dan hujan mulai turun.
    Butiran Kristal itu akhirnya pecah pada genting dan meluncur menjadi ulir-ulir air.
    Malam ini sesungguhnya lapis-lapis hujan pun menyembunyikan sesuatu, bagai laut menyembunyikan bangkai.


  • Bilangan Hu adalah tanda tentang sesuatu yang ketetapannya adalah gerak. Ia mengambil sesuatu yang berpusar. Hu adalah bilangan sunyi. Hu adalah di mana satu dan nol menjadi padu. Sebab ia bukan bilangan matematis, melainkan metaforis. Dia bukan bilangan rasinonal, melainkan spiritual.
  • Ia terbiasa memendam kesedihan dan kemarahannya ke dasar jiwa.
    Rasa sakit, takut dan marah memiliki saluran ke alam bawah sadar untuk menjadi gelap dan tak bisa ia kenali lagi

  • ... bahwa pada suatu titik, manusia memang ingin menemukan apa yang ada di belakang. Sebuah kesederhanaan.
    Betapa aneh dan menyedihkan bahwa ada kesederhanaan yang tak bisa diulang.
    Ketika kesederhanaan tak bisa lagi diulang, itu berarti kesederhanaan tidak laku lagi. Zaman telah berubah.
  • Agama memang tidak perlu bagi orang yang kuat, yang tahan terhadap kegelapan tanpa harapan. Tetapi tidak semua orang tercipta atau tumbuh kuat. Kebanyakan manusia butuh harapan… bahkan hidup dari harapan.
  • Begitu banyak misteri di bumi ini. Ada pengetahuan yang melayang-layang di udara. Seperti atom dan molekul gas. Kadang kau bisa menangkapnya, atau ia menghinggapi engkau. Ada kalanya ia menyusup dan membentuk ikatan baru denganmu.
    Dan, sekalipun engkau terbukakan pada misteri itu tak ada yang lebih berharga daripada kebaikan di muka bumi hari ini. Sebab diantara ketiga hal ini – iman, pengharapan, dan kasih – yang paling besar diantaranya adalah kasih. Sebab dua yang pertama adalah kala depan, dan yang terakhir adalah kala sekarang.
    Diantara kebaikan dan misteri tentang kebenaran, maka yang lebih penting adalah kebaikan.
  • Misteri adalah rahasia, yang jawabannya selalu tertunda. Misteri adalah dia yang jawabannya takkan pernah terpegang. Yang menempatkan kau dalam suasana kepedihan dan harapan sekaligus.
     
     
  • Bilangan Fu. Jika satu dibagi dia, hasilnya sama dengan jika satu dikali dia, yaitu satu – dan dia bukan satu. Dia adalah yang memiliki property nol dan satu sekaligus.

·          (1 : @ = 1 x @; dan @ tidak sama dengan 1.  @ adalah fu)

Minggu, 16 September 2012

sekilas Novel Perahu Kertas

...
Ubud, Mei 2003... 


“Poyan…..”
“Ada apa De?” 
“Bagaimana kita bisa tahu kapan waktunya harus menyerah dan kapan waktunya harus bertahan?”

Mendengar pernyataan Ludhe Pak Wayan berbalik. “Poyan juga tidak pernah tahu,” jawabnya lugas. 
 “Dulu, Poyan memutuskan untuk menyerah. Membiarkan meme2-nya Keenan memilih orang lain.

Kapan Poyan merasa itulah keputusan yang tepat?”

“De, sejujurnya, apakah itu menyerah, atau justru bertahan…. Poyan tidak pernah tahu. Bahkan sampai hari ini. Apakah ini menyerah namanya?. Barangkali betul begitu. Tapi dalam apa yang disebut menyerah, Poyan terus bertahan. Poyan tidak tahu. Tapi hidup yang tahu.”

“Poyan… jangan marah kalau saya ngomong begini, tapi…. saya tidak mau seperti Poyan. Atau seperti meme-nya Keenan. Sepuluh, dua puluh tahun dari hari ini, saya masih terus-terus memikirkan orang yang sama. Bingung di antara penyesalan dan penerimaan”.

Wayan terdiam mendengar luncuran kalimat dari mulut keponakannya. Ia seperti dicekoki segenggam pil pahit sekaligus. Getir, pedih, tapi ia merasakan kebenaran dalam kata-kata Ludhe. “Kamu benar, jangan seperti Poyan,” ujarnya Lirih.

“Tapi, bagaimana saya bisa memutuskan itu?” ratap Ludhe

“De, Poyan percaya hidup ini sudah diatur. Kita tinggal melangkah, sebingung atau sesakit apapun, semua sudah disiapkan bagi kita. Kamu tinggal merasakan saja,” Wayan berkata lembut, “rasakan saja De. Kamu pasti tahu jawabannya. Begitu juga dengan dia. Tidak ada yang bisa memaksakan, apakah Keenan untuk kamu….atau untuk orang lain.”
“Pada akhirnya tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji atau kesetiaan. Tidak ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.”
Ludhe menunduk. Menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Ia memahami apa yang dikatakan pamannya. Yang belum ia pahami adalah mengapa harus sesakit ini rasanya? 

 ----------------------------------------------------------- 

1. Poyan = paman dalam bahasa Bali 
2. meme = ibu (ditulis ulang dari Novel Perahu Kertas_Dee : 390-391) 

Diatas adalah satu dari beberapa bagian yang ku suka pada novel ini… Kuereeeen abiiiz deh… ^_^ 
Berikut resensinya: 

Cinta : Ya. Novel ini berkisah tentang cinta yang dipendam oleh Kugy dan Keenan. Keduanya teman satu kampus di Bandung. Bagai langit dan sumur. Begitu kata Dee untuk menggambarkan keduanya. Mereka saling mengangumi satu sama lain. Namun, keduanya sama-sama tak mampu untuk mengungkapkannya. Dan, keadaanpun rupanya tak memungkinkan. 

Impian : Kugy, adalah cewek berantakan yang ngebet pingin jadi juru dongeng. Sementara Keenan sangait bercita-cita menjadi seorang seniman, seorang pelukis. Impian tak mulus. Kugy harus melewati hidup dengan realistis menjadi seorang copy writer, sementara Keenan malah harus berbalik arah cukup dratis, bekerja mengurusi perusahaan trading milik ayahnya. Namun, mereka selalu yakin dengan mimpinya. Tak ada yang lebih indah selain keduanya saling mendukung. Dan, begitulah Dee meramu ceritanya dengan apik di dalamnya. Seolah berkata “Jangan Takut Bermimpi” Kejujuran : Inilah akhir cerita yang mengharu biru. Keduanya (Kugy dan Keenan) sempat berpisah sekian lama. Kugy, sudah punya kekasih bernama Remi, bos di kantornya. Sementara, Keenan juga sudah punya kekasih gadis Bali, Luhde namanya. Cerita begitu rumit. Namun, akhirnya Remi sadar bahwa hati Kugy hanya untuk Keenan, sementara Luhde juga sama, walau rasa cinta itu ada, hati Keenan hanya untuk Kugy. Ini kejujuran pertama. Kejujuran kedua, ketika Kugy dan Keenan jujur membuka hati, melepas ego masing-masing,jujur keduanya saling mencintai.